Wasiat As Syaikh Romo KH. Muhammad Oetsman Al Ishaqi RA


As Syaikh Romo KH. Muhammad Oetsman Al Ishaqi RA

Tentang Pembagian Tugas Putra-Putra Dalam Meneruskan Cita-Cita, 
Harapan dan Langkah Beliau RA Sepeninggalnya
Pengantar:
BismillaaHhirrohmaanirrohiim
AlhamdulillaaHhi Wahdah
Wash-Sholaatu Was-Salaamu ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadin Ibni ‘AbdillaaHh
Wa ‘Alaa AaliHhii Wa ShohbiHhii Wa Man Tabi’a Hhudaah
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa BillaaHh
Pada Juni 1994, Syaikhuna Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi RA memberikan beberapa kaset dan mengutus kami, untuk menerjemahkan ke Bahasa Indonesia dan sekaligus menuangkannya dalam bentuk teks / tulisan. Kaset tersebut berisi rekaman suara Asy-Syeikh Romo KH Muhammad ‘Oetsman Al Ishaqi RA. Beliau RA sedang menyampaikan Dawuh-Dawuh penting di hadapan putra-putra dan keluarga besar Beliau RA. Isi Dawuh-Dawuh tersebut merupakan wasiat yang sangat penting dan berarti, terutama di masa sepeninggal Beliau RA dan sampai seterusnya.
Isi Dawuh Beliau RA pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian. Pertama, wasiat tentang keberadaan dan kedudukan tanah pondok pesantren Jatipurwo Surabaya. Bagian kedua, wasiat tentang pembagian tugas putra-putra dalam meneruskan cita-cita, harapan dan langkah Beliau RA sepeninggalnya. Dan ketiga, wasiat tentang tata cara pembangunan pondok.
Sewaktu hasil ikhtiar sebatas yang mampu kami lakukan itu kami haturkan kepada Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi RA, kami lantas didawuhi diutus untuk menyimpannya. Namun setelah lima belas tahun kemudian, tepatnya bulan Juni 2009 – dan pada saat berikutnya baru kita mengerti bahwa ternyata hanya sekitar satu setengah bulan sebelum kita semua ditinggalkan Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi RA menghadap ke HadrotillaaHhi Sub-haanah, kami didawuhi agar simpanan tadi itu dicetak menjadi sebuah buku. Namun demikian, fa nastaghfirullah dan semoga Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi RA berkenan mengampuni, dengan segenap kebodohan dan keteledoran kami, Dawuh perintah tersebut belum sempat kami bersegera mewujudkan, sudah kedahuluan Beliau RA meninggalkan.
Selang beberapa hari setelah sepeninggal Beliau RA, kami coba maturkan ke beberapa sesepuh tentang amanat yang belum terwujudkan ini, dan saat itu dibijaki untuk ditunda dulu, mengingat situasi masih belum atau kurang kondusif. Tapi, Subhaanallah, Mahasuci Allah – Dzat yang meletakkan keistimewaan kepada kedua Guru RAnhuma dalam menjangkau jauh ke masa depan – ternyata pada situasi seperti di saat sekarang ini, ketika sudah sama-sama ditinggalkan keduanya, kita baru menyadari betapa sangat membutuhkan dokumen tersebut.
Puji Syukur Alhamdulillah, atas restu dan persetujuan para sesepuh yang duduk di Lima pilar, dengan niat semoga jadi baik semuanya, kami menghaturkan sebagian atau potongan dari teks berisi wasiat tersebut. Panjatan doa kita ke Hadirat Allah SWT, melalui berkah para Guru, khususnya berkah dari Romo KH Muhammad ‘Oestman Al Ishaqi dan Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi – Rodlia-AllaaHhu ‘anhumaa, Allah SWT membuka hati dan membuang semua hijab di hati kita, untuk kemudian diisi Hidayah serta diberikan Taufiq, sehingga semakin bertambah mendekat batas umur kita maka semakin bertambah kokoh pula keyakinan kita. Semoga diberikan istiqomah, tumakninah, ilaa yaumil-qiyaamah. Aamiiin AllaaHhumma Aamiiin Yaa Robbal-‘Aalamiin.
Perlu kami haturkan kepada Pembaca, bahwa dalam ikhtiar menunaikan perintah menerjemahkan ini, kami berusaha sebisa mungkin untuk menjaga serta mempertahankan keaslian (originalitas) dan sifat “apa adanya” (objektivitas) dari tuturan aslinya ; yakni logat tutur jawa yang khas Romo KH Muhammad ‘Oetsman Al Ishaqi RA. Hal ini sengaja kami lakukan dengan harapan supaya Pembaca lebih menangkap “rasa bahasa” dan “suasana komunikasi”-nya. Sehingga isi pesan dan hal-hal yang mencerminkan kehalusan rasa, budi bahasa, kesabaran dan ketelatenan Si Penutur RA bisa terserap secara optimal. Oleh karena itu maka, Bahasa Indonesia yang nanti akan Pembaca ikuti, barangkali tidak lazim. Banyak yang tidak baku dan/atau menyalahi kaidah ; baik kosa kata maupun struktur kalimat dan komposisinya. Persisnya, ini Bahasa Indonesia yang kental dengan aroma ragam tutur lisan jawanya. Dalam hal ini kami mohon dimaafkan.
Transkrip Terjemah :
WASIAT ASY-SYEIKH ROMO KH MUHAMMAD ‘OETSMAN AL ISHAQI RA
KEPADA SEGENAP PUTRA-PUTRA DAN KELUARGA BESARNYA
Dikutip dan Dipotong dari Bagian 2 :
Tentang Pembagian Tugas Putra-Putra
Dalam Meneruskan Cita-Cita, Harapan dan Langkah Beliau RA Sepeninggalnya
DULU KETIKA SAYA MENGAJI, SAYA INGAT ADA HADITS RASULULLAH SAW. BELIAU DAWUH, “KETIKA ENGKAU BANGUN PAGI HARI, JANGAN ENGKAU MERASA BAKAL HIDUP SAMPAI SORE HARI”. ITU DAWUH. PRAKTEKNYA BAGAIMANA? PRAKTEKNYA, SAYA INGIN BAGAIMANA AGAR HIDUP SAYA INI BISA DIISI, DIGUNAKAN UNTUK HAL-HAL YANG BERMANFAAT. ENTAH APAKAH NANTI SORE, ENTAH SEHABIS SAYA BICARA INI, ENTAH KAPAN SAYA BAKAL MATI, ITU TERSERAH ALLAH SWT. POKOKNYA, HIDUP SAYA INI BERISI MANFAAT.
SEKARANG INI, SAYA INGIN BERTERUS TERANG. MUMPUNG JUGA SAAT INI PADA BERKUMPUL SEMUA. ADA YANG TUA-TUA, ADA FAMILI, SAUDARA, ANAK JUGA ADA. SAYA SEBENARNYA SAAT INI MEMIKUL BEBAN YANG CUKUP BERAT. IBARAT SEORANG TUKANG YANG BIASA MENGANGKAT KARUNG, BAGI DIA 25 KILOGRAM ITU RINGAN. LHA, BAGI SAYA, YANG TIDAK BIASA MENGANGKAT YANG BERAT-BERAT? SAYA MERASA APA YANG TELAH DIAMANATKAN OLEH KYAI ROMLI INI TERASA BERAT SEKALI.
KEBUTUHAN ORANG-ORANG TERHADAP SAYA, DALAM BENTUK MENUNTUN DALAM THORIQOHNYA, YANG MENJADI PENINGGALAN KYAI ROMLI, SEKARANG INI JUMLAHNYA SUDAH TIDAK LAGI RIBUAN TAPI PULUHAN RIBU. SEKARANG INI, KALAU SAYA MENDATANGI ACARA, YANG HADIR UMUMNYA RATA-RATA SUDAH DI ATAS TIGA RIBU. KALAU TIDAK PERCAYA MARI IKUT SAYA UNTUK MEMBUKTIKAN. YANG SAYA HADAPI? TIDAK HANYA ORANG BIASA. KADANGKALA ADA KYAI DAN SEBAGAINYA.
JADI, SEKARANG INI RASANYA SAYA TIDAK PUNYA BANYAK WAKTU LAGI UNTUK BISA BERTEMU FAMILI, BERTEMU ANAK. WAKTU SAYA INGIN SAYA GUNAKAN LEBIH BANYAK UNTUK MENYENDIRI, MENGHADAP KEPADA ALLAH SWT. SAYA HANYA BERDOA KEPADA ALLAH, MUDAH-MUDAHAN ANAK CUCU SAYA MENJADI ORANG YANG BENAR HATINYA. HATINYA DULU. KEDUA, ANGAN-ANGAN SAYA, MUDAH-MUDAHAN SAYA BISA BENAR DALAM HAL MENJAGA PENINGGALAN KYAI ROMLI. KETIGA, MUDAH-MUDAHAN ANAK CUCU SAYA SEMUA DAPAT MEMELIHARA PENINGGALAN SAYA YANG ADA.
SUDAH. MENGERTI?
MUMPUNG SAAT INI BERTEMU SEMUANYA, DAN MEMANG SUDAH SAYA RANCANG, SAYA AKAN NGOMONG. MESKIPUN SETIAP SAAT SAYA BISA BERTEMU DENGAN ANAK-ANAK SAYA, TAPI BELUM TENTU SAYA ADA SEMPAT UNTUK NGOMONG. MEMANG JARANG SEKALI. JIKA TIDAK SANGAT PENTING SAYA JARANG BISA ADA SEMPAT UNTUK OMONG-OMONG. HAL INI KARENA BEGITU BANYAKNYA GARAPAN SAYA SEKARANG INI, YAKNI TITIPAN KYAI ROMLI ITU. BAGI YANG MUDA-MUDA MEREKA PAHAM. SUDAH HAFAL. JADI, INI MUMPUNG PADA BERKUMPUL, SAYA GUNAKAN KESEMPATAN INI UNTUK NGOMONG.
KELAK, JIKA SUDAH SAATNYA SAYA TINGGAL, SAYA TIDAK MENINGGALI KANTOR, SAYA TIDAK MENINGGALI PABRIK, ATAUPUN SAWAH. JIKA SAYA MENINGGALI SAWAH, TENTU PESAN SAYA, “KALIAN YANG BENAR DALAM MENGOLAH TANAHNYA”, “SAPINYA DIBERI MAKAN”. BEGITU. JIKA SAYA MENINGGALI KANTOR, TENTU ANAK-ANAK AKAN SAYA SEKOLAHKAN. KALAU SAYA MENINGGALI TAMBAK, SAYA MUNGKIN PESAN, “BELAJARLAH MEMBIKIN JALA”. DAN BEGITU SETERUSNYA.
SEKARANG INI, YANG TAMPAK DI DEPAN MATA ADALAH BAHWA SAYA MENINGGALI PONDOK. HARAPAN SAYA, PONDOK INI BISA SAYA WASIATKAN.

BEBERAPA DARI ANAK-ANAK SAYA, LAKI-LAKI. BUKAN MAKSUD SAYA MENJUNJUNG ANAK-ANAK SAYA, TIDAK. TAPI, ALHAMDULILLAH, MESKI CUMA SATU-DUA KALIMAT, ANAK-ANAK SAYA INI SUDAH MENYANDANG ILMU. JADI PONDOK INI, YANG SUDAH ADA KEGIATAN PENGAJIAN, ADA KHUSUSI DAN SEBAGAINYA, SAYA PASRAHKAN KEPADA ANAK-ANAK SAYA. SAYA PASRAHKAN DENGAN MENGIKUT KEAHLIANNYA MASING-MASING. HARAPAN SAYA KEPADA YANG DIWASIATI, BERPEGANGLAH PADA KOMPAS. KIBLATNYA APA? NIAT MEMELIHARA PENINGGALAN ORANG TUA.
SILAKAN MENGGALI ILMU SAMPAI PINTAR. SILAKAN MENGASAH PIKIRANNYA SAMPAI TAJAM. TAPI JANGAN LUPA, SEMUANYA INI DEMI UNTUK BERSAMA-SAMA MEMELIHARA PENINGGALAN ORANG TUA.
ARIFIN, MISALNYA. “AKU LEBIH TUA …!!” JANGAN. INI BUKAN URUSAN SIAPA YANG LEBIH TUA. DASARNYA ADALAH KEBENARAN. MANA YANG BENAR ITU YANG DIGUNAKAN. JUGA, JANGAN MENINGGALKAN MUSYAWARAH.
DALAM SOAL ILMIAH, PONDOK INI SUDAH DIAKUI OLEH PARA SESEPUH. DI ANTARANYA DAN TERUTAMANYA ADALAH HABIB ALI BIN HUSEIN AL ATHTHOS. WALI, AL-GHOUTS. KEPADA BELIAU, SEMUA KITAB DAN PELAJARAN DI SINI SUDAH SAYA LAPORKAN. KATA BELIAU, “INI KITAB-KITAB PILIHAN. ULUUMUS-SALAF”. INI KESAKSIAN AL-GHOUTS. BELIAU TERMASUK SATU-SATUNYA KEPALA WALI DI ZAMANNYA. JADI SAYA TIDAK BERANI MENGUBAH.
SEKARANG, SAYA BERWASIAT. APA YANG MENJADI ISI, YAKNI BAB ILMIAH AGAMA DI SINI, BIAR TETAP SAJA. ADAPUN JIKA ADA YANG BELUM DIAJARKAN DAN INGIN DITAMBAH UNTUK DIAJARKAN, YA SILAKAN, ASAL MASIH ADA HUBUNGAN PERURUTAN DENGAN YANG ASLI. MISALKAN SAFINAH. SILAKAN. KEMBANGKAN SEMAMPU KALIAN. KITAB APA SAJA SILAKAN.
WALHASIL, PELAJARAN YANG ADA DI SINI JANGAN DIUBAH. TERMASUK, YANG SUDAH MENJADI AMALIYAH YAUMIYAH. ITU JUGA JANGAN DIUBAH. BIAR TETAP SAJA. KALAU MAU DITAMBAH, TIDAK APA-APA. ASALKAN TAMBAHAN TERSEBUT TIDAK KELUAR DARI ILMU-ILMU YANG SUDAH DITETAPKAN.
SUDAH,
SEINGAT SAYA, SAYA TIDAK SAMPAI MENINGGALKAN UNTUK MEMINTA DOA DARI YANG TUA-TUA. MISALNYA HABIB ALI. ATAU JIKA ADA TAMU HABIB LAINNYA. TERMASUK JUGA PARA KYAI. MBAH MAKSHUM, MISALNYA. SAYA MATUR, “DOAKAN KYAI, INI ANAK-ANAK SAYA. SEMOGA BISA MENGGANTIKAN SAYA”. JAWAB BELIAU, “ALHAMDULILLAH. MUDAH-MUDAHAN KYAI. AMIN”. SAYA MESTI TIDAK LUPA ITU. SETIAP BERJUMPA DENGAN ORANG SEPUH, SAYA PANDANG ALIM, LEBIH-LEBIH HABIB, SAYA MESTI TIDAK LUPA UNTUK MINTA DIDOAKAN SUPAYA ANAK SAYA SEMUA BISA “TREP” MENGGANTIKAN SAYA, BAIK DALAM HAL ILMIAHNYA, ATAU WIRIDNYA, ATAU BACAANNYA, SEMUANYA ITU BISA “PANTES”.
JADI, JANGAN DIUBAH-UBAH. BOLEH DITAMBAH, TAPI MASIH SATU SALURAN.
MINAN ..!! AHMAD ..!! MENGERTI INI? SEBAB SEKARANG INI, KITAB ITU BERMACAM-MACAM. DENGAN SAYA PAKEM BEGINI, MAKSUDNYA AGAR JANGAN SAMPAI TERCAMPUR OLEH FAHAM YANG MACAM-MACAM.
ADAPUN MENGENAI YANG MENGAJARKAN ILMU-ILMU TERSEBUT, SAYA SUDAH MEMPUNYAI ANGAN-ANGAN, DAN SUDAH SAYA PUTUSKAN. SUDAH SAYA TETAPKAN.
SEKARANG INI, DENGAN DISAKSIKAN SEMUANYA, YA?
BEGINI.
SAYA LIHAT, ANAK SAYA YANG PALING TUA ITU ARIFIN. PENGAMATAN SAYA, ARIFIN ITU MEMPUNYAI KEAHLIAN DALAM PERGAULAN. DALAM “SERAWUNG”. PERGAULAN DI LUAR. DI MANA SAJA DENGAN SIAPA SAJA, ARIFIN ITU SEAKAN-AKAN KENAL SEMUA. JADI, PENETAPAN SAYA, ARIFIN SAYA JADIKAN PENGHUBUNG LUAR.
TUGAS PENGHUBUNG LUAR ITU, MISALNYA, KALAU ADA ACARA DAN KITA BUTUH MENGUNDANG. KALAU ADA UNDANGAN, FIN..!! KAMU KAN BANYAK KENAL? “AYO, TAFADHOL, NANTI MALAM DI RUMAH SAYA”. BEGITU. ITU SAJA TUGASNYA. ITU TUGAS ARIFIN. “MAYAR”. SAYA BERI TUGAS “MAYAR” UNTUK MENGUNDANG ORANG-ORANG DI LUAR.
SUDAH. JANGAN DITAMBAHI, LHO …!!
JADI PENETAPAN YANG SAYA WASIATKAN, TUGAS PENGHUBUNG LUAR ITU ARIFIN. ARIFIN SEBAGAI PENGHUBUNG LUAR KARENA BERDASARKAN PENGAMATAN SAYA, ARIFIN ITU BANYAK YANG KENAL. YANG AHLI KENAL YA SAYA JADIKAN BAGIAN UNDANGAN.
“THOK..!!” JANGAN DILEBIHI, LHO..!! SUDAH.
JANGAN DILEBIHI. ITU “THOK”. SUDAH.
KEMUDIAN MENGENAI YANG ILMIAH. BAGIAN MENGAJAR, KALAU SAYA LIHAT DI SINI, YANG DEKAT UNTUK BISA DIBERI TUGAS MENGAJAR ITU : MINAN, AHMAD, ASRORI. JADI, TUGAS ANAK SAYA YANG TIGA ITU, BERKAITAN MENGENAI SOAL ILMIAH. JADI BAGIAN ILMU, ATAS DASAR SEBATAS PENGLIHATAN SAYA, ITU : MINAN, AHMAD, ASRORI.
“PENGGERAYANG” SAYA, DAN SAYA COCOKKAN DENGAN PERSIAPAN SAYA ATAS BAHAN-BAHAN PELAJARAN YANG SUDAH ADA, MAKA SAYA PUNYA PENETAPAN BEGINI :
SATU, MINAN. ITU TUGASNYA BAGIAN MENGAJAR TAFSIR DAN HADITS. ITU POKOK. JADI YANG POKOK BUAT MINAN, TAFSIR DAN HADITS. ITU YANG POKOK.
AHMAD, MENURUT “PENGGERAYANG” SAYA, DAN RUPANYA DALAM HAL INI NANTI PERLU PENJELASAN LAGI, AHMAD ITU MEMEGANG ILMU ALAT. SEPERTI TASHRIFAN DAN SEBAGAINYA.
ASRORI, ATAS DASAR PENGAMATAN SAYA, ASRORI ITU SAYA BERI BAGIAN TASHOWUF DAN FIQH.
ITU YANG POKOK. POKOK DARI WASIAT TENTANG TUGAS MENGAJAR BAGI KETIGA ANAK SAYA TADI. ADAPUN KELUAR DARI POKOK, UMPAMANYA, MINAN INGIN IKUT CAMPUR MENGAJAR BIDAYAH, ITU TASHOWUF KAN? BISA SAJA. ATAU AHMAD INGIN MENGAJAR FIQH, DENGAN MAKSUD SUPAYA TAMBAH INGAT, LANTAS IKUT MENGAJAR SULAM, BISA SAJA.
JADI, SEKITAR KEPENTINGAN APA YANG BERSANGKUTAN DENGAN ILMU TAFSIR, ITU URUSAN MINAN. KALAU ADA KETERANGAN YANG MENYANGKUT DENGAN ILMU HADIST, YA, BERURUSANLAH DENGAN MINAN. INI, “FA YAQUULU …” YA BERURUSANLAH DENGAN AHMAD. KALAU BEGINI INI TERMASUK MURID, KALAU BEGINI TERMASUK SYEIKH, KALAU BEGINI TERMASUK BAB APA? LHA, INI BAGIANNYA ASRORI.
BEGINI. UNTUK TUGAS INI, JIKA SAYA PIKIR-PIKIR, ASRORI ITU TERNYATA “NUWE’I”. TAPI JUGA, ASAL MULANYA, SEBENARNYA BUKAN SAYA YANG MENETAPKAN. HAL BEGINI INI ATAS SEPERSETUJUAN GUS ‘UD.
JADI, BAB TASHOWUF, APA TASHOWUF ITU? MENGENAI THORIQOH, ITU BAGIANNYA ASRORI. BUKAN BAGIANNYA ARIFIN. MENGERTI, FIN …?? MENGERTI, KAMU …??
ARIFIN MEMANG SUDAH BAIAT. SUDAH. SUDAH BAIAT. TAPI, TIDAK BISA LANTAS, “AKU YANG TUA, KAN?” TIDAK BEGITU. JIKA INI SAYA UBAH, BERARTI SAYA MENGUBAH APA YANG TELAH DISETUJUI OLEH GUS ‘UD. TIDAK BERANI SAYA.
MENGERTI SEMUA, YA?
JADI THORIQOH INI, GAMPANGNYA, MENURUT PERMUFAKATANNYA GUS ‘UD, YANG MENGGANTIKAN ADALAH ASRORI. LHA, TORIQOH ITU KITABNYA KITAB TASHOWUF. BEGITU.
JADI TIDAK BISA, UMPAMANYA NANTI, ARIFIN, “ KOQ TIDAK DIBERIKAN KE YANG TUA SAJA?” JANGAN DITAWAR, SUDAH. KARENA BEGINI. SEBAGAI ORANG TUA, SAYA JUGA MAKLUM. SAYA PERNAH MENDENGAR BEGINI. SEWAKTU SAYA PERGI, WAKTU ITU HARI MINGGU, SAYA TIDAK ADA DI SINI. YANG JADI IMAM ARIFIN. ITU PENGERTIANNYA DARURAT. ITU DARURAT. JANGAN DIBERI MAKNA SETERUSNYA. JANGAN. “LHA BUYA WAKTU PERGI, SAYA YANG MENGGANTIKAN KOQ..!!” BUKAN ITU MAKNANYA. ITU MENGGANTIKAN SEBAGAI GANTI DARURAT.
JADI, PENETAPANNYA ITU, KALAU ARIFIN HANYA BAGIAN UNDANGAN. SUDAH.

MINAN, TAFSIR DAN HADITSNYA. AHMAD, ILMU ALATNYA. THORIQOHNYA ASRORI. SUDAH, BEGITU SAJA. RINGKAS.